Pada Pelita I (1969/1970 s.d 1974/1975), Pemerintah Republik Indonesia menempatkan pembangunan pendidikan teknologi sebagai bagian integral REPELITA mengisi kebutuhan terhadap tenaga kerja teknik. Sebelum Pelita I dimulai Direktur Pendidikan Teknologi, Kolonel Amir Gondokusuma, telah melakukan analisis kebutuhan, analisis jabatan, hingga analisis kemampuan,yang kemudian dijabarkan dalam bentuk Kurikulum STM Pembangunan.
Tahun pertama Pelita I dimulai dengan
pembangunan delapan STM Pembangunan, dengan dukungan sumber daya yang
dimiliki oleh Indonesia sendiri. Tahun kedua Pelita I (1970-1971),
pembangunan pendidikan teknik ditingkatkan lagi dengan membangun lima
Tehcnical Training Centre (Balai Latihan Pendidikan Teknik) dengan
pinjaman dana dari World Bank, dan bantuan tenaga ahli dari UNESCO serta
Pemerintah Inggris. Tahun keempat Pelita I (1972-1973), diadakan proyek
Peningkatan Mutu Pengajaran Teknik (PMPT), dengan pusat penyelenggaraan
di STM Instruktor (bekas SGPT) di Jalan Dr. Rum No. 9 Bandung, dengan
sasaran utama mendukung peningkatan mutu guru teknik pada proyek-proyek
STM Pembangunan dan BLPT.
Sejalan dengan perkembangan yang semakin
intensif pembangunan pendidikan teknik, antara lain dengan penambahan
BLPT menjadi sembilan atas bantuan World Bank dan rehabilitasi 27 STM
atas bantuan pinjaman dari Pemerintah Belanda maka dirasakan perlunya
pelembagaan proyek-proyek penataran guru teknik. Melalui bantuan tenaga
ahli dari Australia Mr. Ian Scoot tahun 1972-1973, dan Mr. Ken Sharp
tahun 1974-1975, dirumuskan suatu bentuk kelembagaan, yang waktu itu
disebut TTUC (Tehnical Teacher Upgrading Centre).
Sejak tahun 1975/1976 kegiatan-kegiatan
penataran telah dimulai dioperasikan secara melembaga oleh TTUC dalam
status keproyekan.Pengakuan terhadap fungsi dan peranan pendidikan
teknologi sebagai bagian integral program pembanguan nasional (REPELITA)
mulai diperoleh pada masa jabatan Direktur Pendidikan Menengah
Kejuruan, Drs. Soenaryo, M.Sc. tahun 1972-1979 yang pada saat itu juga
sistem pendidikan menengah kejuruan dirumuskan secara konsepsional.
Seiring dari dampak positip dari peran TTUC
terhadap pengembangan kemampuan guru maka pada tahun 1978 diterbitkan
Surat Keputusan Nomor 0205/O/1978 tentang Pelembagaan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPG
Teknologi) Bandung bersamaan dengan PPPG lain dan SK Pengangkatan Kepala
Pusat pertama, Drs. Jorlin Pakpahan, sedangkan operasional PPPG
Teknologi Bandung secara efektif dimulai pada tahun 1980. Direktur
Dikmenjur Ir. Hadiwaratama M.Sc (1981-1983), telah berupaya melakukan
penyempurnaan peran TTUC menjadi "Pusat Pengembangan Pendidikan
Teknologi" yang selanjutnya dikenal dikenal juga dengan sebutan
Technical Education Development Centre (TEDC).Adanya program penataran
guru STM dalam bentuk Program Diploma III Guru Teknologi (bulan Juli
1982) dan dengan misi "menciptakan guru STM menjadi guru profesional"
sebagai bagian dari upaya memantapkan organisasi dan manajemen, PPPG
Teknologi Bandung juga dituntut untuk menyajikan program dan manajemen
yang berkualitas profesional.Pada tahun 1986, kampus PPPG Teknologi
Bandung dipindahkan dari Jalan Dr. Rum Bandung ke Cimahi, dalam kerangka
mengembangkan fungsi sebagai Pusat Pengembangan Pendidikan Teknologi.
Tahun 1990 dengan Surat Keputusan Mendikbud
Nomor 0529/O/1990, tanggal 14 Agustus 1990, diadakan perampingan
organisasi sekaligus diikuti dengan kebijakan strategis yakni pengakuan
pengakuan terhadap fungsi dan peranan PPPG Teknologi Bandung sebagai
"Pusat Pengembangan Pendidikan", yang berarti semakin terbukanya peluang
PPPG Teknologi Bandung melakukan program pengembangan sebagai salah
satu sub-sistem yang sangat vital dalam pembangunan pendidikan menengah
teknologi di Indonesia.
Peranan dan fungsi PPPG Teknologi Bandung makin
diakui keberadaanya, baik ditingkat nasional maupun ditingkat
internasional dan untuk lebih meningkatkan peran dan fungsinya sebagai
lembaga pendidikan di tanah air, maka pada tahun 2007, Pusat
Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 8 Tahun 2007 namanya menjadi Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK)
bidang Mesin dan Teknik Industri.
Dengan demikian semakin terbukanya peluang
PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri melakukan program pengembangan
sebagai salah satu sub sistem yang sangat vital dalam pembangunan
pendidikan di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar